Film “Moonrise Over Egypt”, Karya TVS Production, Sebuah Catatan Sejarah Perjuangan Diplomatik Kemerdekaan Indonesia

Spread the love

Jakarta, MEB – Jagad perfilman Indonesia terus berkembang pesat ditandai dengan semakin maraknya jumlah film yang beredar dari tahun ke tahun. Sepanjang tahun 2018 ini diperkirakan sebanyak 150 judul film yang akan ditayangkan di bioskop bioskop.

Pertanda lainnya adalah lahirnya PH-PH baru yang siap bersaing untuk memproduksi film-film berkualitas, salah satunya adalah  Tiga Visi Sinema (TVS) yang didirikan pada tahun 2016 oleh tiga tokoh pendirinya Amir Sambodo, Adie Marzuki, dan Pandu Adi Putra.
Setelah berpengalaman memproduksi sejumlah film televisi yang ditayangkan di televisi televisi, kini untuk pertama kalinya TVS memproduksi dan siap mengedarkan sebuah film layar lebar untuk bioskop Moonrise Over Egypt.
Menurut Adi Marzuki,
“Inilah sebuah drama berlatar belakang pengakuan dunia internasional atas lahir dan berdaulatnya Republik Indonesia yang rasanya belum banyak diketahui oleh generasi muda zaman now”.ujar Adie dalam jumpa pers pada Jumad (16/03/2018) di bilangan Epicentrum Jakarta Selatan.
Selaku Produser adalah Duo Amir Sambodo dan Adie Marzuki, sedangkan bidang penyutradaraan ditangani langsung oleh Pandu Adi Putra.
“Sesuai dengan tajuknya, Syuting film Inipun benar-benar dilakukan di Mesir pada medio bulan Agustus 2016. Cukup banyak pemain yang berangkat ke Kairo disamping bekerja sama dengan tenaga-tenaga sineas Mesir” ungkap Pandu yang memimpin crew film.
Kisah yang diangkat adalah perjuangan pahlawan nasional H.Agus Salim yang memimpin delegasi terdiri dari Abdur Rahman Baswedan, Muhammad Rasjidi, Nasir Sutan Pamuntjak. Misi delegasi RI bertemu dengan Perdana Menteri Mesir Mahmud Fahmi El Noukrashy Pasha, dan meminta pengakuan De Jure dari pemerintah Mesir atas kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia. Peristiwa nyata tersebut terjadi dalam bulan April 1947. Ketegangan terjadi karena mereka mesti berhadapan dengan kelicikan duta besar Belanda Willem Van Recteran Limping yang tak merelakan kemerdekaan Republik kita serta ingin menggagalkan misi diplomatik tersebut.
“Karena ini bukanlah sebuah film dokumenter maka ditampilkan tokoh-tokoh mudah fiksi seperti Zain, Hisyam, Zahra dan lain lain sebagai pihak yang pro dan kontra pada Republik Indonesia”.Imbuh Pandu.
Tokoh Sentral H Agus Salim dipercayakan pada Actor kawakan dari Jogja Pritt Timothy. Berquartet dengan Vikri Rahmat sebagai AR.Baswedan, Kakek Gubernur DKI Anies Baswedan, Satria Mulia sebagai HM Rasjidi dan Drh Ganda sebagai Natsir Pamuntjak, Ayah aktris Jajang C Noer. Sedangkan aktor lawas Mark Sungkar, di dapuk memerani El Noukrashy Pasha. Lawan Mereka Limpurg, Dubes Belanda di Mesir diperani oleh Harry Bond Jr. Pemeran Comedy series TV Bule Gila.
Bintang-bintang muda yang ikut mendukung antara lain Reza Anugrah, anggota Boyband Smash Bisma Wijaya,  Ina Marika, Oce Permatasari dan lain-lain bahkan produser Amir Sambodo ikut berperan sebagai tokoh Malik. Film drama yang diangkat dari true event berdurasi 113 menit ini akan mulai tayang pada tanggal 22 Maret 2018 di bioskop-bioskop pilihan di seluruh Indonesia.
“Mohon bantuan rekan-rekan pers untuk memberitakannya”. demikian harapan Adie Marzuki

Tinggalkan Balasan