
Jakarta, Med14 – Berlangsung di Baja Tower Jakarta Pusat pada Jumad (28/06), PT. Saranacentral Bajatama.Tbk menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa dan menyampaikan kinerja tahun 2018 dan rencana strategis 2019.
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada tahun 2018 masih terbilang stabil, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2018 adalah sebesar 5,17%, meningkat jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi tahun 2017 sebesar 5,07%, tetapi jauh dibawah target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar 5,4%. Dari sisi inflasi, laju inflasi lndonesia pada 2018 melambat ketimbang tahun sebelumnya.
Data Kementerian Perdagangan menunjukkan Indonesia saat ini menjadi importir baja terbesar ketiga di dunia dan defisit perdagangan baja merupakan yang terbesar kedua setelah defisit perdagangan minyak dan gas. lmpor besi dan baja ke Indonesia pada tahun 2018 sebesar USD 10,245 Miliar, meningkat 28,31% dibandingkan dengan impor besi dan baja pada tahun 2017 sebesar USD 7,985 miliar. Kenaikan impor besi dan baja tak bisa dianggap remeh karena berkontribusi sebesar 6,45% terhadap total impor nonmigas sepanjang Januari-Desember 2018.
Penjualan baja lndonesia saat ini masih didominasi oleh permintaan dari sektor konstruksi, diikuti oleh sektor otomotif, sektor migas, Shipbuilding, permesinan dan industri elektronik. Kemampuan suplai industri baja (crude steel) dalam negeri sebesar 6,8 juta ton per tahun. Karena itu, Indonesia masih harus mengimpor sebanyak 5,4 juta ton untuk memenuhi kebutuhan yang mencapai 12,94 juta ton per tahun. Kebutuhan baja yang meningkat setiap tahunnya harus diimbangi dengan tumbuhnya investasi baru di Indonesia, untuk mengurangi ketergantungan terhadap produk baja impor. lndonesia masih memiliki potensi untuk tumbuh dengan kuat dan berkembang dari segi pembangunan infrastruktur dan peningkatan investasi. Hal ini pada gilirannya akan memberikan dampak positif terhadap industri baja nasional secara umum dan khususnya untuk Perseroan.
Seiring perkembangan dunia usaha dan selaras dengan perbaikan kondisi perekonomian global dan nasional, PT Saranacentral Bajatama Tbk (Perseroan ) melakukan perubahan dan penyempurnaan yang berlandaskan pada Visi, Misi, dan Nilai-Nilai Perusahaan. Saat ini, di dalam struktur industri baja secara global, Perseroan merupakan salah satu pemain di industri midstream, khususnya industri pelapisan baja. Di masa mendatang, Perseroan mempunyai aspirasi untuk menjadi produsen baja yang lebih terintegrasi.
Perseroan terus berkarya dan melakukan inovasi dalam setiap lini produksi, Saat ini Perseroan memproduksi 3 (tiga) Jenis produk baja lapis, yaitu: Baia Lapis Seng (BjLS), Baja Lapis Aluminium Seng (B)LAS) dan Baja Lapis Aluminium Seng Berwarna (SARANACOLOR) yang diproduksi dengan menggunakan mesin-mesin berteknologi tinggi karena dilengkapi dengan Teknologi NOF (Non-Oxidation Furnace) yang dapat menghasilkan produk dengan kualitas jauh lebih baik dibandingkan produk yang dihasilkan dengan menggunakan mesin berteknologi konvensional.
Tahun 2018 Perseroan berhasil membukukan kenaikan penjualan bersih sebesar 5,0% menjadi Rp 1.28 triliun dari sebelumnya Rp 1,22 miliar di tahun 2017. Penjualan yang dihasilkan oleh Perseroan pada tahun 2018 merupakan kontribusi dari penjualan BjLS sebesar 39,8%, BjLAS sebesar 56,6%, Saranacolor 32%, sedangkan 0,4% merupakan nonproduksi.
Perseroan pada tahun 2018 harus menghadapi tantangan naiknya harga CRC di pasar global karena produsen utama baja dunia, yakni China, mengurangi suplai baja jenis CRC. Akibatnya harga jadi semakin mahal, yang menyebabkan beban pokok penjualan meningkat tajam sehingga Perseroan membukukan laba kotor yang jauh lebih rendah di tahun 2018. Di samping itu, nilai tukar rupiah pada pada kuartal akhir 2018 cenderung melemah. Hal ini menyebabkan Perseroan membukukan kerugian kurs mata uang asing bersih sebesar Rp 40,3 miliar di tahun 2018. Sebagai hasilnya, Perseroan mencatat rugi tahun berjalan sebesar Rp96,69 miliar pada tahun 2018. Dari sisi total aset, Perseroan juga mencatat jumlah aset yang turun tipis sebesar 4,8% menjadi Rp 901,18 miliar di tahun 2018.
Berbekal strategi yang kami jalankan dalam menghadapi tantangan dan kondisi di tahun 2018 dan melihat peluang bisnis di tahun-tahun mendatang, Perseroan optimis bahwa kinerja pada tahun 2019 akan jauh lebih baik dari apa yang dicapai di tahun sebelumnya dan berbagai upaya yang dilakukan di tahun-tahun sebelumnya akan membuahkan hasil.
Perseroan telah menetapkan strategi yang utamanya adalah penerapan efisiensi disegala kegiatan operasional, khususnya efisiensi dalam penggunaan bahan baku, bahan penolong dan energi, serta pengembangan yang difokuskan untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas yang akan memberi dampak pada peningkatan kinerja Perseroan.Dengan melakukan itu semua, yang didukung oleh penerapan tata kelola yang baik dan sistem pengendalian yang kokoh dalam rangka melindungi aset-aset Perseroan untuk meningkatkan nilai para pemegang saham, maka Perseroan optimis akan memperlihatkan kinerja yang semakin baik di tahun-tahun mendatang.